Sejarah Terbentuknya Bumi
- Bagaimana dan kapan sih sebenarnya bumi ini terbentuk? Pertanyaan
tersebut pasti muncul di pikiran sobat ketika belajar tentang tata
surya. Ya, mengenai hal bagaimana dan kapan bumi terbentuk serta
perkembangan bumi itu sendiri masih diperdebatkan. Nah, pada kesempatan
kali ini Zona Siswa akan menghadirkan sebuah artikel tentang sejarah
terbentuknya bumi. Semoga bermanfaat. Check this out!!!
Bumi
merupakan salah satu planet dalam sistem tata surya yang diyakini
terbentuk bersamaan dengan terbentuknya tata surya itu sendiri, yaitu
sekitar 5.000 juta tahun yang lalu. Para ahli memperkirakan bahwa
matahari terbentuk terlebih dahulu, sedangkan planet-planet termasuk
bumi masih dalam wujud awan, debu, dan gas kosmis yang disebut nebula
yang berputar mengelilingi matahari. Awan, debu, dan gas kosmis tersebut
terus berputar dan pada akhirnya bersatu karena pengaruh gravitasi,
kemudian mengelompok membentuk bulatan-bulatan bola besar disebut
planet, termasuk di dalamnya Planet Bumi.
Bumi
pada awalnya merupakan planet yang sangat panas, suhu permukaannya
mencapai 4.000° C. Dalam jangka waktu jutaan tahun, suhu bumi kemudian
turun dan mengakibatkan terjadinya pembekuan bagian permukaan bumi
disebut kerak atau kulit bumi (litosfer), sedangkan bagian dalam Planet
Bumi sampai saat ini masih dalam keadaan panas dan berpijar. Bumi
terbentuk ketika tata suraya ini juga terbentuk.
A. Teori Terbentuknya dan Perubahan Kulit Bumi
Kulit
bumi dari waktu ke waktu mengalami perubahan, hal ini kemudian menjadi
bahan pemikiran para ahli untuk mengungkap proses perubahan dan
perkembangan kulit bumi pada masa lalu, sekarang, dan prediksi pada masa
yang akan datang. Teori-teori mengenai terbentuknya kulit bumi yang
dikemukakan para ahli antara lain sebagai berikut.
1. Teori Kontraksi (Contraction Theory)
Teori
ini dikemukakan kali pertama oleh Descrates (1596–1650). Ia menyatakan
bahwa bumi semakin lama semakin susut dan mengerut disebabkan terjadinya
proses pendinginan sehingga di bagian permukaannya terbentuk relief
berupa gunung, lembah, dan dataran.
Teori
Kontraksi didukung pula oleh James Dana (1847) dan Elie de Baumant
(1852). Keduanya berpendapat bahwa bumi mengalami pengerutan karena
terjadi proses pendinginan pada bagian dalam bumi yang mengakibatkan
bagian permukaan bumi mengerut membentuk pegunungan dan lembah-lembah.
2. Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana Theory)
Teori
ini menyatakan bahwa pada awalnya bumi terdiri atas dua benua yang
sangat besar, yaitu Laurasia di sekitar kutub utara dan Gondwana di
sekitar kutub selatan bumi. Kedua benua tersebut kemudian bergerak
perlahan ke arah equator bumi sehingga pada akhirnya terpecah-pecah
menjadi benua-benua yang lebih kecil. Laurasia terpecah menjadi Asia,
Eropa, dan Amerika Utara, sedangkan Gondwana terpecah menjadi Afrika,
Australia, dan Amerika Selatan. Teori Laurasia-Gondwana kali pertama
dikemukakan oleh Edward Zuess pada 1884.
3. Teori Pengapungan Benua (Continental Drift Theory)
Teori
pengapungan benua dikemukakan oleh Alfred Wegener pada 1912. Ia
menyatakan bahwa pada awalnya di bumi hanya ada satu benua maha besar
disebut Pangea. Menurutnya benua tersebut kemudian terpecah-pecah dan
terus mengalami perubahan melalui pergerakan dasar laut. Gerakan rotasi
bumi yang sentripugal, mengakibatkan pecahan benua tersebut bergerak ke
arah barat menuju ekuator. Teori ini didukung oleh bukti-bukti berupa
kesamaan garis pantai Afrika bagian barat dengan Amerika Selatan bagian
timur, serta adanya kesamaan batuan dan fosil di kedua daerah tersebut.
4. Teori Konveksi (Convection Theory)
Menurut
Teori Konveksi yang dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess
dan dikembangkan lebih lanjut oleh Robert Diesz, dikemukakan bahwa di
dalam bumi yang masih dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus
konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang berada di atasnya. Ketika arus
konveksi yang membawa materi berupa lava sampai ke permukaan bumi di mid
oceanic ridge (punggung tengah samudra), lava tersebut akan membeku
membentuk lapisan kulit bumi yang baru sehingga menggeser dan
menggantikan kulit bumi yang lebih tua.
5. Teori Lempeng Tektonik (Tectonic Plate Theory)
Teori
Lempeng Tektonik dikemukakan oleh Tozo Wilson. Berdasarkan Teori
Lempeng Tektonik, kulit bumi terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang
berada di atas lapisan astenosfer yang berwujud cair kental.
Lempenglempeng tektonik pembentuk kulit bumi selalu bergerak karena
adanya pengaruh arus konveksi yang terjadi pada lapisan astenosfer
dengan posisi berada di bawah lempeng tektonik kulit bumi.
B. Teori Pengukuran Umur Bumi
Berapakah
umur bumi? Pengukuran umur bumi masih menjadi perdebatan. Karena
teori-teori pengukuruan umur bumi memiliki hasil yang berbeda satu sama
yang lain. Teori-teori pengukuruan umur bumi tersebut antara laih:
1. Teori Kadar Garam
Menurut
teori ini pengukuran umur bumi didasarkan pada kadar garam di laut.
Mula-mula laut merupakan air tawar, dengan adanya sirkulasi air maka air
yang mengalir dari darat ke laut membawa unsur garam. Keadaan semacam
ini berlangsung terus-menerus sepanjang abad. Dengan diketahuinay
kenaikan kadar garam tiap tahun, dan dibandingkan dengan kadar garam
saat ini, maka dihasilakan perhitungan bahwa bumi telah terbentuk kurang
dari 1000 juta tahun yang lalu.
2. Teori Sedimen
Teori
ini berdasarkan pada perhitungan lapisan sedimen yang membentuk batuan
untuk mengukur umur bumi. Dengan mengetahui ketebalan lapisan sedimen
rata-rata yang terbentuk tiap tahunnya, dan dibandingkan dengan tebal
batuan sedimen yang terdapat di bumi sekarang, maka dapat dihitung umur
lapisan tertua kulit bumi. Berdasarkan teori sedimen tersebut, bumi
terbentuk kurang dari lebih 500 juta tahun yang lalu.
3. Teori Termal
Menurut
teori termal pengukuran umur bumi didasarkan pada suhu bumi. Mula-mula
bumi merupakan batuan yang sangat panas dan lama kelamaan mendingin.
Diketahuinya massa dan suhu bumi sekarang, ahli fisika Elfin dari
Inggris memperkirakan bahwa perubahan bumi menjadi dingin memerlukan
waktu kurang lebih 20.000 juta tahun.
4. Teori Radioaktif
Pengukuran
umur bumi menurut teori radioaktif di dasarkan pada peluruhan
unsur-unusr radioaktif. Dengan memperhatikan perbandingan antara kadar
unsur radioaktif dan unsur hasil peluruhan dalam suatu batuan, maka
dapat diukur umur suatu batuan. Berdasarkan teori ini diperkirakan umur
bumi adalah 5-7 ribu juta tahun.
struktur bumi |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar