sejarah

Senin, 08 September 2014

Sejarah Sukses Restoran HollyCow

Bagi Anda warga Jakarta, mungkin nama Steak Hotel by Holycow! sudah tidak asing lagi. Selain menjadi perbincangan masyarakat Jakarta, Anda pun pasti sering melihat nama tempat makan ini dalam timeline Twitter Anda. Steak Hotel by Holycow! berdiri pada tahun 2010 oleh wanita bernama Wynda Mardio bersama suaminya. Awal mula ide membuat sebuah usaha adalah ketika Wynda jenuh pada rutinitas kerjanya.

“Alasan utama gue berbisnis ini adalah gue capek sama kerja kantoran. Udah hampir 10 tahun jadi pekerja kantoran” celoteh Wynda saat di interview Marketeers Radio. Pertama kali berdiri,  restoran mereka ini masih berupa warung yang dipasang pada sore hari dan dicopot pada malam hari. “Karena dulu kita masih low budget, jadi kita memakai warung untuk membuka Steak Hotel by Holycow! Ini” ujar Wynda Mardio, sang pemilik.

Walaupun berbentuk warung, bukan berarti tempat ini menyajikan makanan yang murahan. Steak Hotel by Holycow! menyajikan makanan dengan rasa bintang lima namun harga tetap kaki lima. “Steak itu butuh diferensiasi. Kalau kita lihat, belum ada yang jual steak kualitas bagus dengan harga murah. Jadi gue berani jual murah, tapi ngga murahan. Itu adalah kunci awal gue untuk memperkenalkan makanan yang gue jual. Gue berani ambil keuntungan di bawah rata-rata demi kuantitas orang yang dateng daripada kualitas uang yang didapatkan” ujar Wynda yang membocorkan rahasianya dalam interview bersama Marketeers Radio.

Setelah semakin berkembang, restoran yang memiliki website www.hellocarnivores.com ini akhirnya berubah menjadi restoran permanen dan membuka tiga TKP di tempat lain, yaitu Kemang dan Sabang. Ada cerita menarik tentang penyebutan outlet restorannya. “Kami menyebut outlet kami sebagai TKP, yaitu Tempat Karnivora Pesta. Sebetulnya ini sebagai gimmick sebagai pembeda juga” ujar Wynda seraya tertawa. Karnivora adalah mahluk yang memakan daging, tepat dengan orang-orang yang datang ke Steak Hotel by Holycow! untuk memakan steak-nya. Gimmick pun menjadi faktor utama suksesnya Steak Hotel by Holycow!. Pada awal berdiri, mereka tidak memiliki dana untuk promosi. Jadi hanya media sosial yang mereka andalkan untuk melakukan aktivitas promosinya. Inklusif dan sosial adalah kunci Wynda dalam beraktivasi di media sosial. “Kalau di Twitter, usahakan selalu membalas dan merespon dengan cepat. Kan capek juga kalau followers Cuma dijejali sama promo, tapi kalau ada pertanyaan ngga dibales” ujar Wynda. Ia pun menambahkan dalam membuat promosi, entrepreneur harus dapat membuat promosi sesimpel mungkin. Promosi harus dibuat untuk bisa dinikmati oleh pelanggan, bukannya menyusahkan pelanggan dengan syarat dan ketentuan yang bermacam-macam.

Belajar dari Wynda Mardio: Jenuh menjadi pekerja kantoran adalah alasan utamanya berhenti bekerja dan mendirikan Steak Hotel by Holycow! Ini. Apakah Anda sudah menemukan alasan yang tepat untuk menjadi seorang entrepreneur?



Simak Entrepreneur Talk dalam program #MarketeersHour di Marketeers Radio, setiap Senin-Jumat, pukul 13.00-16.00.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar