sejarah

Selasa, 23 September 2014

Sejarah Perang Laut Nusantara





Lebih dari 300 pesawat tempur Mitsubishi A6M2 Zero Fighter dikerahkan dari 6 buah kapal induk Jepang yang berfungsi sebagai Gugus Tugas Air Attack Force,  di bawah pimpinan Vice Admiral Nagumo,  menyerang pangkalan armada AS di Kawasan Pasifik,  Pearl Harbor,  pada tanggal 7 Desember 1941.

Manuver penyerangan Jepang terhadap Pearl Harbor.   Jumlah kapal yang dikerahkan 33,  terdiri dari Gugus Tugas Air Attack Force 6 kapal induk,  Gugus Tugas Kapal Pengawal terdiri dari 9 destroyer dan 1 kapal penjelajah berat,  dan Gugus Tugas Kapal pendukung yang selain terdiri dari Kapal-kapal Bantu / Tanker, juga ada 2 Kapal Tempur,  2 Kapal Penjelajah Berat, 3 Destroyer dan 3 kapal selam.

 HMS.Howe,  Kapal Tempur,  satu tipe dengan HMS.Prince Of Wales yang diserang secara mendadak oleh Jepang di perairan Kuantan,  10 Desember 1941.   HMS. Prince Of Wales rusak berat dan tenggelam,  dan Sir Thom Philip gugur.



Manuver Armada Jepang melalui Laut China Selatan yang dikenal dengan sebutan Manuver Gurita Barat ( Western Octopus ),  Januari - Februari 1942.

Setelah berhasil menguasai Filipina,  Armada Jepang bermanuver dari Davao ke Selatan lewat Selat Makasar dan Laut Maluku,  dikenal sebagai Manuver Gurita Timur ( Estern Octopus ),  Januari-Februari 1942.

Pertempuran di Laut Jawa, tanggal 27 Februari 1942, antara Armada Jepang yang dipimpin oleh Rear Adm.Takeo Kurita melawan Armada Sekutu (ABDA) yang dipimpin oleh Rear Adm.Karel Doorman.   Kekuatan ke dua armada seimbang,  Armada Jepang terdiri dari 17 kapal perang,  dan Armada Sekutu terdiri dari 16 kapal perang.


courtesy of google image


Bulan Februari di Laut Jawa dikenal waktu puncaknya Musim Barat,  angin kencang dan laut berombak besar.  Dan Armada Sekutu sebenarnya sudah tiba lebih dulu di medan tempur,  tapi setelah 2 hari di laut terkena ombak besar mereka kelelahan dan bergerak menuju pangkalan Surabaya untuk istirahat.  Namun begitu tiba di Surabaya pagi hari tanggal 27 Februari,  datang perintah dari Panglima Angkatan Laut Sekutu di Jawa,  Admiral Helfrich,  agar Doorman segera bertolak mencegat Armada Jepang yang sudah mendekati perairan pulau Bawean.  

Dalam pertempuran ini Armada Sekutu mengalami kerugian dan korban yang besar,  12 kapal berhasil ditenggelamkan oleh Jepang dan hanya 4 kapal yang berhasil meloloskan diri.  Rear Adm.Karel Doorman gugur.  Di pihak Armada Jepang,  tidak ada satu pun kapalnya yang tenggelam,  hanya 1 kapal rusak ringan.

Kehancuran Armada Sekutu dalam pertempuran di Laut Jawa merupakan bukti / fakta historis kebenaran dari ajaran Sun Tzu :  pertama,  ' ada 3 hal tindakan Penguasa/Panglima yang bisa menyebabkan kehancuran pasukannya'.  Dan ke dua,  '  di medan tempur terbuka '  jangan menutup jalan lawan.  Ke dua hal tersebut dijelaskan secara gamblang dalam buku '  Sun Tzu And Naval Strategy ',  dengan beberapa contoh fakta historis lainnya.

Pertempuran di Laut Karang ( Coral Sea ),  7 - 8 Mei 1942.  Pertempuran yang paling unik dalam sejarah perang laut.  Dua gugus tugas kapal induk saling berhadapan dan bertempur (  Jepang :  Zuikaku,Shokaku dan Shoho,  AS :  USS.Yorktown dan USS.Lexington ).   Gugus Tugas Kapal Induk Jepang dipimpin oleh Rear Adm.Inouye, Gugus Tugas AS dipimpin oleh Rear Adm. Yack Fletcher.

Pertempuran terjadi dalam cuaca buruk,  dan cuaca " berlaku adil " terhadap kedua pihak yang bertempur,  karena melindungi gugus tugas kedua pihak yang bertempur, dengan hujan yang deras dan mendung tebal sehingga tidak bisa terlihat oleh lawannya, hari pertama dan hari ke dua pertempuran, secara bergantian.

Hasilnya :  kedua pihak masing-masing mengira telah menderita kerusakan berat,  dan masing-masing berusaha " meloloskan diri " dari medan pertempuran untuk menyelamatkan diri.

Adil,  karena kerusakan yang diderita kedua pihak seimbang.   Rear Adm.Inouye dianggap bersalah oleh Adm.Yamamoto,  dan kedudukannya langsung diganti oleh Vice Adm.Mikawa.   Rear Adm.Yack Fletcher di kemudian hari memimpin Gugus Tugas AS di Midway yang membawa AS meraih kemenangan gilang-gemilang,  dan menjadi titik-balik dalam Perang Pasifik.

Pertempuran di Laut Karang merupakan bukti / fakta historis kebenaran dari ajaran Sun Tzu :  "  Jangan bertempur di medan mengepung ".   Apa yang dimaksud dengan ' medan mengepung' dan 4 karakter medan tempur lainnya dijelaskan dalam buku ' Sun Tzu And Naval Strategy '.

Dalam pertempuran ini,  secara taktis Amerika kalah dan Jepang menang.   Namun secara strategis Jepang kalah dan Amerika yang menang,  karena hasil dari pertempuran di Laut Karang menggagalkan rencara manuver Jepang ke Port Moresby,  Papua Nugini,  termasuk rencana membumi-hanguskan dengan serangan udara terhadap empat sasaran di Queenland Australia :  Townville,  Cooktown, Coen dan Thursday.

1 komentar: